Beranda | Artikel
Perpecahan Umat Islam - Hadits 1492-1493 - Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (Ustadz Badrusalam, Lc.)
Minggu, 1 Oktober 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Perpecahan Umat Islam – Hadits 1492-1493 merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah.

Kajian Islam Tentang Perpecahan Umat Islam – Hadits 1492-1493 – Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah

Hadits 1492

افترقت اليهود على إِحدى وسبعين فرقة، فواحدة في الجنة وسبعين في النار، وافتر قت النصا رى على اثنين وسبعين فرقة فواحد ة في الجنة وإحدى وسبعين في النار، والذ ي نفسي بيده لتفترقن أمتي على ثلاث وسبعين فرقة، فوا حدةفي الجنة، وثلثين وسبعين فيالنار، قيل يا رسول الله من هم؟ قال: هم الجما عة

Orang Yahudi berselisih menjadi 71 golongan, satu di surga dan tujuh puluh di neraka. Orang Nasrani berpecah belah menjadi 72 golongan, satu di surga dan tujuh puluh satu di neraka. Demi Dzat yang diriku berada ditanganNya, umatku benar-benar berselisih menjadi 73 golongan, satu di surga dan 72 di neraka. Lalu sahabat bertanya, ‘siapa mereka?’, Rasulullah berkata,’mereka Al-Jama’ah’ 

Dalam riwayat lain yang shahih dikatakan bahwa Al-Jama’ah adalah “yang aku dan sahabatku berada diatasnya“. Hadits ini menunjukkan bahwa umat Islam akan berpecah belah. Tentu perpecahan ini tidaklah terpuji. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ﴿١١٨﴾ إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ ۚ …

…tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu…” (QS. Hud [11]: 118-119)

Allah mengatakan bahwa manusia memang suka berselisih. Namun Allah juga memberikan pengecualian, yaitu orang yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa umat Islam akan berpecah belah, berarti bahwa perpecahan ini termasuk dalam kehendak Allah yang bersifat takdir. Hal ini sama dengan kehendak Allah dalam perihal maksiat. Allah berkehendak dengan adanya maksiat, tapi hal ini tidak berarti Allah cinta terhadap maksiat. Allah melarang kita untuk berbuat maksiat.

Pun ketika Allah menghendaki adanya perpecahan. Hal ini bukan berarti Allah mengizinkan perpecahan. Oleh karena itu perpecahan itu adalah sesuatu yang harus dijauhkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ …

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” (QS. Ali Imran [3]: 103)

Allah melarang kita berpecah-belah. Tapi Allah mentakdirkan umat Islam berpecah belah. Berpecah-belah merupakan takdir yang bersifat Kauniyah Qodariyah. Sedangkan Allah melarang kita berpecah-belah merupakan takdir yang bersifat Syar’iyah Diniyah. Maka dua perkara ini tidak saling bertabrakan.

Perpecahan yang terjadi pada tubuh umat Islam ini bukan masalah fiqih. Tapi yang dimaksud perpecahan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dalam masalah prinsip-prinsip agama atau aqidah. Adapun masalah fiqih, maka itu tidak dianggap sebagai perselisihan yang tercela. Dalam arti menjadikan pelakunya keluar dari ahlus sunnah wal jama’ah. Hal ini dikarenakan persoalan fiqih yang sifatnya tidak ada nashnya yang diperbolehkan padanya berijtihad karena tidak ada nash, maka perbedaan pendapat dalam masalah ini tidak boleh kita saling menyesatkan satu dengan yang lainnya.

Masalah-masalah aqidah telah menjadi ijma’ para sahabat. Siapa yang tidak mengikuti aqidah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya bisa dipastikan sesat.

Simak penjelasan lengkap dan download mp3 ceramah agama tentang Perpecahan Umat Islam – Hadits 1492-1493 – Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah



Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30200-perpecahan-umat-islam-hadits-1492-1493-silsilah-al-ahadits-ash-shahihah-ustadz-badrusalam-lc/